Minggu, 20 Januari 2013

Terapi Diri untuk Mencapai Kebahagian (bag. II



Masalahnya, untuk mengembalikan kondisi senang yang setara intensitasnya dengan kesenangan yang didapat saat mengendari Ferrari tersebut, Anda membutuhkan sesuatu yang baru. Katakanlah Ferrari tersebut adalah mobil termahal yang ada di dunia. Membeli Ferrari ke dua mungkin tak akan bisa menyamai intensitas kesenangan dengan saat Anda membeli Ferrari pertama. Anda juga tak bisa membeli mobil merk lain (yang tak semahal Ferrari). Yang bisa Anda lakukan adalah membeli sesuatu yang kelasnya diatas itu. Jadi, bisa Anda lihat sendiri mengapa orang – orang super kaya seringkali berperilaku anah.

Mencintai diri sendiri
Kebahagiaan adalah sebuah konsep yang amat abstak dan sifarnya sangat subyektif. Bisa dibilang, tiap orang mempunyai definisi sendiri tentang makna konsep bahagia atau saat ketika ia merasa bahagia. Tetapi, secara umum, kita bisa bilang bahagia bila kita bisa mencintai diri kita sendiri dan mencintai orang lain. Paling tidak, begitulah menurut Ephraim.
Kata Ephraim lagi, mencintai diri sendiri tidak sama dengan egois atau berpikir bahwa segala sesuatu harus dikerjakan sesuai dengan keinginan kita. Arti mencintai diri sendiri di sini adalah bila seseorang memilki kepercayaan terhadap dirinya sendiri disini adalah bila seseorang memilki kepercayaan terhadap dirinya sendiri. Ia tahu kelebihan dan kekuranganya, dan memperlakukan orang lain seperti ia ingin diperlakukan. Mencintai diri sendiri juga berarti mengetahui apa yang ia inginkan dan menghargai keinginan orang lain.
Menurut Ephraim lagi, keadaan ini akan terbentuk dengan baik bila seseorang dibesarkan dalam situasi yang ideal. Artinya ia harus dibesarkan dalam lingkungan yang pebuh cinta kasih, penghargaan, perhatian dan bimbingan. Masalahnya, tidak semua orang dibesarkan dengan cara ini. Dan akibatnya, banyak dari kita yangh tidak berada dalam kondisi “ideal” untuk berbahagia. Tapi, apakah ini berarti kita tidak dapat meraih kebahagian? Tentu saja tidak, kata Ephraim, yang kemudian mengussul ketiga langkah tersebut.

Pertama: Kesadaran   
Coba anda perhatikan cara Anda bicara pada diri sendiri. Pada saat Anda merasa berhasil, pikiran akan merefleksikan hal-hal yang positif. Anda akan memuji diri sendiri dan pikiran Anda menjadi tenang dan damai. Namun saat mengalami masalah atau sedang berada dalam tekanan, pikiran akan menjadi amat ‘sibuk’. Berdasarkan pengalaman Ephraim, pada saat “tertekan ”, biasanya kita akan mengalami “pikiran anak anak ”. Artinya kita mengalami perasaan-perasaan yang kita alami saat masih anak-anak, seperti “saya tidak bisa melakukannya ”,”kalau saja ”atau “jangan berhayal”. Langkah pertama meraih kebahagian adalah dengan menyadari perasaan saat sedang berada dalam fase ‘pikiran anak anak’.
Kedua: Kenangan          
Ketika sadar pikiran Anda mengalmai kemunduran, dari orang dewasa menjadi anak anak, kita akan merasa terharu. Saat itu, kita bisa memikirkan mengapa kita berpikir seperti ini. Apakah orang tua kita dulu tidak memberikan dukungan yang seharusnya ataukah mereka cenderung meremehkan saat kita masih kecil dulu. Bila kita memang tidak mendapat apa yang seharusnya didapat dari orang tua kita, kita akan merasa terharu. Dalam perasaan terharu ini, bukan menyalakan orang tua yang harus kita lakukan, tapi cobalah untuk membrikan apa yang seharusnya mereka berikan pada diri kita.
Ketiga: Tindakan Dewasa
Dalam pikiran anak-anak kita merasa pasif dan tidak berdaya. Pikiran ini harus kita ubah menjadi lebih aktif dan berdaya. Hal pertama yang dapat kita lakukan adalah menghibur diri sendiri. Kadang hal ini hanya berupa penerimaan akan perasaan kita. Kita menerima bahwa kita sedang mangalami hal yang tidak enak. Kemudian berusahalah memperbaiki perasaan. Ini bisa dilakukan dengan, misalnya melakukakan hal-hal yang kita sukai seperti menyiapkan makanan yang kita sukai, menelepon teman atau berjalan-jalan. Sesudah itu, Anda bisa memperbaiki komentar pada diri sendiri. Bila anda berkata “saya tidak bisa melakukannya ”sekarang harus berubah menjadi ”saya pasti melakukannya ”atau “kalau saja….” Bisa diubah menjadi “cara kemaren itu tidak tepat, yang saya bisa lakukan sekarang adalah….. ” atau mungkin juga “saya ini gendut dan tidak cantik”diubah menjadi “bagaian tubuh yang saya sukai adalah………”               

Tidak ada komentar:

Posting Komentar