Akhir-akhir ini kasus kematian akibat serangan jantung semakin sering
ditemukan. Pada Jumat (22/3/2013) kemarin, penyanyi sekaligus presenter
acara olahraga kondang, Ricky Jo, meninggal di usia yang masih relatif
muda akibat serangan jantung. Apa yang menyebabkan serangan jantung ini
dapat menyebabkan kematian dan mengapa kini banyak dialami oleh mereka
yang berusia muda?
Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah
Rumah Sakit Jantung Pusat Harapan Kita Jakarta Faisal Baraas menyatakan,
penyempitan pada pembuluh darah koroner jantung lah yang memiliki
peranan utama mengapa kematian mendadak terjadi. Penyempitan pembuluh
darah dapat disebabkan oleh plak yang terbentuk akibat timbunan
kolesterol yang terlalu tinggi dalam darah.
"Penyempitan pembuluh
darah koroner, jika mencapai 80 persen, artinya hanya 20 persen saja
yang dapat dilewati darah, menyebabkan darah mengental atau menggumpal.
Sehingga tidak ada darah yag bisa lewat ke jantung," papar Faisal saat
dihubungi Kompas.com, Sabtu (23/3/2013).
Penyempitan
pembuluh darah, lanjutnya, tidak memandang usia seseorang. Oleh sebab
itu, meskipun masih berusia muda, penyempitan pembuluh darah bisa
terjadi apabila seseorang memiliki faktor risiko sehingga ia menjadi
lebih rentan mengalami serangan jantung.
Serangan jantung, lanjut
Faisal, mungkin saja tidak didahului dengan gejala apapun sebelumnya.
"Umumnya memang ada gejala sebelumnya seperti nyeri dada dan sesak,
namun bisa juga tidak diawali oleh gejala," ungkapnya.
Faktor risiko
Faisal
menjelaskan, ada dua faktor risiko dari kematian mendadak yang
berkaitan dengan penyakit jantung. Pertama adalah faktor yang tidak
dapat diubah, dan kedua adalah faktor yang dapat diubah.
Faktor
yang tidak dapat diubah terdiri dari faktor keturunan atau genetik,
faktor usia, dan jenis kelamin. Besarnya masing-masing faktor dalam
mempengaruhi risiko penyakit jantung berbeda-beda pada setiap orang.
"Untuk
faktor genetik, tergantung pada kadar lipoprotein dalam darah. Semakin
kuat faktor genetik mempengruhi bila kada protein ini tinggi. Dan
semakin tinggi kadar protein ini maka semakin tinggi pula risiko
serangan jantung," tutur Faisal.
Faktor usia juga tidak dapat
dihindarkan. Semakin tua usia seseorang, maka kekenyalan pembuluh darah
pun akan berkurang. Sedangkan faktor jenis kelamin, kata Faisal,
laki-laki lebih rentan mengalami penyumbatan pembuluh darah dibandingkan
perempuan.
"Perempuan memiliki hormon estrogen yang mencegah menyempitan pembuluh darah," ungkapnya.
Selain
itu, ada faktor yang dapat diubah yaitu yang berhubungan dengan gaya
hidup. Kebiasaan seperti merokok, kurang olahraga, memiliki kadar
kolesterol tinggi, kencing manis, dan stres adalah beberapa faktor
risiko yang dapat diubah.
Olahraga berat dapat memicu
Faisal
menambahkan, seringkali penyumbatan pada pembuluh darah tak menunjukkan
gejala spesifik, sehingga banyak orang tak sadar jika dirinya sudah
memiliki sumbatan. Bila sudah ada yang tersumbat, kinerja jantung dapat
terganggu. Olahraga berat bisa menjadi sangat berbahaya karena dapat
memicu serangan jantung.
Olahraga berat, terang Faisal,
membutuhkan aliran darah yang cepat sehingga membuat kerja jantung lebih
berat. Saat terjadi penggumpalan darah, ketika melewati pembuluh darah
yang menyempit, maka darah dialirkan semakin lambat. Padahal saat
olahraga berat dibutuhkan aliran darah yang cepat. Hal inilah yang dapat
memicu kematian mendadak.
Untuk mencegah serangan jantung, perlu
dihindari faktor-faktor risikonya. Anda memang hanya bisa pasrah dan
berdoa untuk faktor yang tidak dapat diubah, namun pengupayaan optimal
untuk faktor yang dapat diubah masih dapat dilakukan.
Hal yang dapat dilakukan, menurut Faisal, antara lain dengan menjaga pola makan
yang sehat yaitu rendah lemak dan rendah garam. Kemudian, olahraga
ringan hingga moderat, namun teratur, dan menghindari rokok serta
alkohol.
"Apabila memiliki penyakit kencing manis atau kolesterol
tinggi, maka harus ada pengobatan untuk memperkecil risiko serangan
jantung," cetusnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar