Bukan hanya cuma orang dewasa yang bisa terkena kanker. Anak-anak pun tak
luput dari serangan penyakit paling ditakuti ini. Jenis kanker yang paling sering
ditemukan pada anak adalah leukemia atau kanker darah.
Bisa
dikatakan hampir 70 persen kanker pada anak adalah leukemia. Di urutan
selanjutnya adalah kanker padat seperti kanker mata, ginjal, atau
tulang.
Leukemia terjadi ketika sumsum tulang memproduksi sel
darah putih (leukosit) secara berlebihan. Sebagian sel darah putih itu
berubah sifat menjadi ganas. Akibatnya, sel darah putih yang seharusnya
menjadi "pertahanan" untuk melindungi tubuh justru menekan trombosit
(keping darah) dan eritrosit (sel darah merah).
Karena mengalir
bersama darah, sel darah putih menyebar termasuk ke otak, gusi, kulit,
tulang, hati, limpa, dan testis. Serangan sel darah putih yang mengganas
itu bisa dilihat sebagai gejala.
Menurut Prof.Dr.Bambang
Permono, dokter spesialis anak dari RS.Dr.Soetomo, Surabaya, orangtua
mesti curiga dan waspada jika anak menunjukkan gejala-gejala 3P. "Ada
tiga gejala utama, yakni anak tampak pucat, panas atau demam tanpa
diketahui penyebabnya, serta ada perdarahan dengan pembesaran organ atau
benjolan di getah bening," katanya disela acara peresmian rumah singgah
pasien kanker anak Rumah Kita di Surabaya beberapa waktu lalu.
Perdarahan
yang dialami anak bisa terjadi di gusi, hidung, atau bintik-bintik
kemerahan di bawah kulit mirip dengan gejala demam berdarah. "Jika ada
gejala-gejala itu hampir 80 persen adalah leukemia," katanya.
Untuk
memastikannya perlu dilakukan pemeriksaan darah tepi untuk mengetahui
jumlah haemoglobin, leukosit, dan trombosit. Selain itu perlu diperiksa
sumsum tulang belakang.
Pesatnya dunia kedokteran dan pengobatan
menjadikan usia harapan hidup pasien kanker lebih tinggi dibandingkan
satu dasawarsa terakhir. Menurut Bambang, harapan hidup pasien leukemia
kini sudah lebih dari 50 %
"Kalau ditemukan sejak dini,
harapan kesembuhannya sangat besar. Ada pasien saya yang didiagnosa
leukemia sejak usia 4 tahun bisa sembuh dan sekarang sudah dewasa dan
memiliki dua anak," katanya.
Tinggi rendahnya harapan hidup
pasien, jelas Bambang, ditentukan oleh dua hal, penemuan kanker pada
stadium awal serta kepatuhan pasien dalam pengobatan. Pengobatan utama
leukemia adalah kemoterapi.
Sayangnya bagi pasien yang tidak
mampu, pengobatan seringkali terputus. Bahkan meski biaya pengobatan
sudah ditanggung pemerintah, namun banyak dari mereka yang tak punya
biaya untuk bolak-balik ke rumah sakit. Padahal, pengobatan leukimia
memakan waktu berbulan-bulan bahkan tahunan.
Meningkat
Di
Surabaya, berdasarkan data dari RS Dr.Soetomo, jumlah penderita kanker
pada anak dalam 5 tahun terakhir makin meningkat. Pada tahun 2010 ada
689 anak terdeteksi kanker, sedangkan di tahun 2011 tercatat ada 744
pasien kanker anak baru.
Penyebab dari semua kanker tersebut
masih belum diketahui. Menurut Bambang, hal tersebut mungkin berkaitan
dengan peningkatan industri sehingga pencemaran pun meningkat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar