Tuberkulosis adalah penyakit yang bisa menyerang siapa saja,
termasuk anak anda . Namun penyakit TB pada anak belum dianggap masalah
kesehatan penting meski prosentasenya cukup tinggi. Di Indonesia
jumlahnya mencapai 8,2 persen dari seluruh kasus TB sepanjang 2012.
Spesialis
anak dr. Wahyuni Indawati mengatakan, kesulitan mendiagnosis TB pada
anak merupakan salah satu alasan yang paling umum mengapa masalah ini
sering tidak diperhatikan.
"TB masih dianggap penyakit yang harus
didiagnosa dengan melihat bakteri pada dahak. Padahal pada anak, bakteri
pada dahak seringkali tidak banyak sehingga hasil laboratorium
memberikan hasil false negatif," jelasnya.
Meskipun tidak menular,
lanjut Wahyuni, TB pada anak sangat berbahaya. Pasalnya TB anak
menyebabkan angka kesakitan dan kematian yang besar. Bahkan, anak bisa
menjadi sumber penularan saat mereka dewasa karena bakteri Mycobacterium tuberculosis penyebab TB bisa nonaktif selama bertahun-tahun.
"Infeksi
kuman TB tidak harus langsung menjadikan penyakit TB. Kuman TB akan
mengendap di tubuh anak bila ketahanan tubuh anak baik. Namun jika tidak
ada penanganan, kuman ini tetap ada hingga ia dewasa. Suatu saat bila
ketahanan tubuhnya melemah, ia akan menderita TB dan menularkan ke orang
lain," papar Wahyuni dalam Seminar Media bertajuk "Tuberkulosis pada
Anak dan Nilai dari Vaksinasi" yang diadakan oleh Ikatan Dokter Anak
Indonesia (IDAI)
Untuk meningkatkan
kepedulian pada TB anak, menurut Wahyuni diperlukan peningkatan
kecurigaan apabila terdapat kontak erat dengan pasien TB dewasa dan
didapatkan gejala sesuai TB. Terlebih, jika anak sudah menunjukkan
tanda-tanda tertentu, seperti demam lebih dari dua minggu, batuk lama
lebih dari tiga minggu, lesu, napsu makan turun, terjadi kontak erat dengan pasien TB paru dewasa, dan teraba benjolan di leher.
"Memperbaiki
perhatian terhadap TB anak dapat memperbaiki keberhasilan pelayanan
kesehatan TB secara keseluruhan. Karena angka kejadian TB anak
menggambarkan keberhasilan pelayanan kesehatan TB," pungkas Wahyuni.
Guru Besar Ilmu Kesehatan Anak Profesor dr. Sri
Rezeki S. Hadinegoro mengatakan, tiga puluh persen anak-anak masa kini
adalah generasi yang akan memegang kendali pemerintahan di masa yang
akan datang. Maka penanganan penyakit pada anak, termasuk TB, perlu
semakin diperhatikan. Pada anak pencegahan paling efektif adalah melalui
vaksinasi BCG.
Kasus baru tuberkulosis di Indonesia mencapai
300.000 orang setiap tahun. Namun, jumlah riilnya diperkirakan jauh
lebih besar karena banyak pengobatan tuberkulosis yang dilakukan di
layanan kesehatan swasta tidak dilaporkan ke pemerintah.
thnks atas artkel yang sangat bagus ini.
BalasHapus