Rangkaian yang lengkap (Gambar 2) menggunakan tiga buah
rangkaian tersebut di atas, tetapi potensiometer P1 digunakan secara bersama.
D1...D6 dan R1. ..R6 membatasi arus kolektor, juga arus basis. Arus kolektor
dan T1 dan T2 mengalir melalui dioda basis.emitor transistor T7sehingga basis
T8 mendapat tegangan positif dan catu daya; T8 menjadi tidak bekerja. Jika arus
basis transistor T7 turun melampaui nilai tertentu, T8 akan menghantar dan
menyalakan segmen yang sesuai. Apabila transistor , T, atau T12 bekerja secara
bersaman, arus juga akan mengalir melalui T13danrelai akan aktif menarik lidáli
kontaknya. Relai ini dapat dipakai uituk menghidupkan rangkaian AFC dan
penerirna. Poros dan P1 harus disesuaikan dengan mekanisme penjalaan, sehingga
sedapatnya semua daerah putaran potensiometer ini pada saat mencari siaran bisa
berjalan dan ujung ke ujung skala. Setelah siaran yang diinginkan didapatkan,
P2 diputar sampai peraga menunjukkan angka 1. Penyetelan untuk pemancar lainnya
berlangsung sama, dengan menyetel P3 dan P4.
Catu daya dapat dipakai dan 15...25 V. Dalam hal mi perlu
diperhatikan bahwa pada tegangan catu yang lebih besar, potensiometer P1 akan
lebih sensitif. Artinya, sedikit putaran akan berpengaruh besar. Pada 25 volt,
sudut putaran yang membuat indikator menyala sekitar2,5 % dan sudut putaran
keseluruhan, pada 15 V sekitar 4,5 %. Kaki-kaki peraga disambung ke tegangan -6
V yang diukur terhadap tegangan positif catu daya (jika digunakan segmen
minitron). Sedangkan jika digunakan LED 7-segmen, terminal bersama (common)
dihubungkan ke tegañgan yang sesuai dengan kemampuan LED.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar