Rabu, 16 Juli 2014

Rintangan Cahaya

RANGKAIAN ini bekerja mirip dengan sakelar lampu otomatik yang mengolah sinyal dalam arah tertentu. Suatu sinyal dalam arah tertentu akan menambab satu hitungan, sedangkan sinyal dan arah yang berlawanan akan mengurangi satu hitungan. Oleh karena itu, rangkaian ini dilengkapi dengan sebuah penghitung maju mundur(74190 atau 74191) yang arah perhitungannya ditentukan oleh sinyal masukan yang bersangkutan.
Rangkaian ini menggunakan dua buah rintangan cahaya yang dipasang bersisiân.Dari rintangan cahaya yang pertama akan dihasiikin sinyal, yaitu pada saat seseorang melewati LDR1. Melalui monoflop (N1 sampai N4), sinyal ini diumpankan ke masukan clock pada IC pencacah 74191.
Monoflop ini dapat dibangun dengan IC 74121 atau 7400. Akan tetapi, pemakaian 74121 lebih menguntungkan, karena gangguan kontak pada sinyal masukan tidak mempengaruhi kerja rangkaian ini.
Rintangan cahaya yang kedua menentukan modus kerja pencacahan. Pada waktu melalui rintangan cahaya dengan arah LDR1 ke LDR2, pencacah saat itu menenma pulsa cacahan, jika pada masukan down up tegangannya rendah atau logika “0”. Ini berakibat penambahan nilai 1. Pada arah sebaliknya, LDR2 mendapat cahaya ketika LDR1 memberikan sinyal clock. Akibatnya terjadi pengurangan nilai 1 (satu). Potensiometer P1 berguna untuk kompensasi toleransi dan kedua LDR. Dengan P2 sinyal trigger diatur sehingga munculnya histerisis tidak menyebabkan kesalahan penghitungan.
Sama halnya seperti sakelar lampu otomatik, alat ini juga dapat digunakan sebagai alat penghitung jumlah pengunjung pada suatu ruangan pertemuan atau hiburan, tidak peduli apakah ruangan mempunyai satu atau beberapa tempat masuk, syaratnya penghitung 1 digit sudah cukup. Penerapang lain yang mungkin misalnya pengontrolan cahaya



Tidak ada komentar:

Posting Komentar